Leap of the Century. Gelar yang diberikan kepada sebuah lompatan yang mengubah dunia selamanya. Apa sih cerita dibalik “Leap of the Century” ini?
Latar Belakang
Orang yang melakukan lompatan ini adalah Bob Beamon, seorang atlet asal Amerika Serikat. Ceritanya menjadi menarik, karena, jika kita mengingat sejarah, Amerika Serikat tidak (dan sampai sekarang masih belum) baik kepada orang kulit hitam. Apalagi, beberapa bulan sebelum Olimpiade 1968, seorang aktivis kulit hitam Amerika Serikat yang sangat terkenal bernama Martin Luther King Jr. dibunuh. Perlu diingat juga, pada periode ini, Amerika Serikat juga sedang berperang dengan Vietnam dalam Perang Vietnam.
Beamon, pada saat mempersiapkan diri untuk Olimpiade ini, vokal mendukung kebebasan hak kulit hitam dan mendukung Amerika Serikat untuk tidak lagi mengirimkan tentara ke Perang Vietnam. Hal ini membuatnya mengalami perlakuan rasisme. Dia bahkan saat itu dikeluarkan dari kampusnya karena memprotes soal rasisme. Perlakuan ini membuatnya tidak fokus menjadi atlet saat itu.
Sebagai informasi, setiap negara yang mengirimkan atletnya di cabang atletik Olimpiade mempunyai Kualifikasinya masing-masing. Saat itu, Beamon sebenarnya bukan hanya atlet lompat jauh. Dia juga merupakan atlet lari jarak pendek. Namun karena mentalnya yang terguncang, dia gagal di hampir semua cabang. Bahkan di lompat jauh pun dia sangat tipis dengan kegagalan. Dia hanya sekadar berhasil saja, tapi performanya tidak menginspirasi untuk membuatnya menjadi salah satu peserta yang ditakuti ketika Olimpiade 1968 bergulir.
Saat Turnamen
Olimpiade 1968 saat itu diadakan di bulan Oktober, karena cuaca Meksiko yang penuh dengan hujan jika diadakan di bulan Juli. Tetap saja, hujan turun pada saat cabang lompat jauh dipertandingkan dan ini mempengaruhi performa Beamon. Di Kualifikasi turnamen, dia hanya melompat dengan jarak 8,19 meter, dengan Rekor Dunia saat itu berada di angka 8,35 meter. Bukan performa yang bisa menakutkan rival-rivalnya. Terbukti, dia pun hanya berhasil berada di posisi kedua di Kualifikasi itu.
Momen Lompatan
Tetapi anehnya, menurut John Carlos yang memenangkan medali perunggu di lari 200 meter Olimpiade 1968, “ketika Beamon berjalan ke tempat permulaan (pada Babak Final), hujan berhenti dan langit menjadi cerah. Tiba-tiba matahari terlihat. Seperti momen yang religius sekali.”
Dan memang lompatan itu kemudian menjadi sangat fenomenal. Juri saat itu diberikan sebuah alat pengukur jarak baru yang canggih pada masa tersebut, namun alat tersebut tidak mampu menangkap jarak lompatan Beamon. Alat ukur konvensional pun kemudian harus digunakan. 20 menit Beamon menunggu. Ketika jarak lompatan itu ditaruh ke papan skor, yang terbaca: 8,90 meter. Beamon baru saja memecahkan rekor Dunia lompat jauh.
Tapi Beamon, seorang yang berasal dari Amerika Serikat, tidak paham membaca jarak dalam metrik meter. Ketika dia diberitahu jarak tersebut adalah 29 kaki dan 2,25 inci, metrik yang dia mengerti, dia pun langsung jatuh lemas. Kakinya tidak mampu bergerak karena terkena serangan katapleksi, serangan yang diakibatkan oleh emosi berlebihan.
Dia kemudian mendapatkan medali emas Olimpiade 1968, yang membuatnya kemudian diingat dalam sejarah Amerika Serikat. Pada satu periode waktu, Beamon, dengan lompatannya, berhasil mengalahkan rasisme di negaranya.
Simak informasi olahraga terbaru secara lengkap di shotsgoal.com.