Noah Lyles, pelari asal Amerika Serikat, berhasil meraih medali emas Olimpiade 2024 pada kategori lari 100 meter laki-laki secara dramatis. Dia berhasil menyelesaikan lomba dengan catatan waktu 9,784 detik, hanya unggul 0,005 detik dari Kishane Thompson, pelari asal Jamaika, yang finis di posisi dua dan harus puas dengan medali perak. Lawan satu negara Lyles, Fred Kerley, finis dengan catatan waktu 9,81 detik untuk merebut medali perunggu.
Berlangsung Dramatis
Perlombaan ini cukup dinantikan dari segi teknis dan non-teknis. Dari segi teknis, kedelapan pelari yang berada di Babak Final ini tampil sangat baik pada tahun ini. Pasalnya, enam dari delapan pelari tersebut memegang rekor dalam 25 catatan waktu tercepat dalam sejarah lari 100 meter. Bahkan, di Babak Semi-Final, kedelapan pelari ini semuanya berlari dengan catatan waktu dibawah 10 detik, pertama kalinya dalam sejarah.
Dari segi non-teknis, Lyles menjadi sorotan publik Amerika Serikat, khususnya yang penggemar NBA. Ini dikarenakan Lyles sebelumnya pernah mengatakan kalau Juara NBA tidak layak menyebut diri mereka sebagai Juara Dunia, karena Juara NBA tidak bertarung dengan tim dari banyak negara, tidak seperti dirinya. Hal ini membuat dia, anehnya, dibenci oleh sebagian rakyat Amerika Serikat. Bumbu yang sangat menarik untuk Lyles.
Pada saat kompetisi pun, Lyles nyaris saja tidak menang. Permulaan lombanya sangat buruk, dimana dia bereaksi 0,178 detik setelah peluru tanda lomba dimulai. Ini merupakan reaksi terburuk dari semua Finalis. Karena permulaannya yang buruk, dia harus mengejar sepanjang lomba.
Dalam posisi 85 meter, dia bahkan tidak berada di posisi tiga besar. Namun akhiran lombanya yang baik membuatnya dapat mengejar. Lyles berhasil membusungkan badannya terlebih dahulu untuk melewati garis finis. Jarak kemenangannya pun sangat tipis, hanya berjarak 0,005 detik dari Thompson yang meraih medali perak.
Selain jarak antara Lyles dan Thompson yang super tipis, kedelapan peserta pun memecahkan rekor. Mereka semua berlari dengan catatan waktu dibawah 10 detik, yang mana menjadi kali pertama hal tersebut tercipta di Olimpiade. Selain itu, jarak Lyles dengan Oblique Seville yang hanya berjarak 0,12 detik juga memecahkan rekor untuk jarak waktu terpendek antara pelari tercepat dengan pelari terlambat.
Selanjutnya bagi Lyles
Lyles belum akan berhenti. Agenda berikutnya bagi Lyles adalah lari kategori 200 meter, dimana dia belum pernah kalah semenjak Final Olimpiade 2020 lalu. Akankah dia melengkapi emasnya di 100 meter dengan 200 meter? Kita tunggu saja.
Simak informasi olahraga terbaru secara lengkap di shotsgoal.com.